- Beranda
- ❯
- Pojok Informasi
- ❯
- Capacity Building
- ❯
- Capacity Building Hongkong
- ❯
- Literasi Keuangan untuk TKI Hongkong 2014
Taipei – BNP2TKI bersama KDEI (Kantor Dagang Ekonomi Indonesia) Taipei, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan BNI 1946 mengadakan Literasi dan Edukasi Keuangan dan Edukasi Kewirausahaan kepada TKI di Taiwan. Kegiatan itu diadakan di Nation Taiwan University Hospital International Convention Center pada Minggu akhir Juni lalu. Edukasi Keuangan dan Edukasi Kewirausahaan TKI di Taiwan diadakan sebagai salah satu rangkaian program gerakan nasional literasi keuangan Indonesia 2014.
Ibu Lisna Yoeliani Poeloengan, Deputi Perlindungan BNP2TKI, menjadi narasumber didalam kegiatan Capacity Building untuk tenaga kerja di Hongkong, ia didampingi Kasubdit Rehabilitasi dan TKI Purna Direktorat Pemberdayaan Ibu Sri Andayani. Narasumber lainnya adalah Kepala KDEI Taipei Bapak Arief Fadilah, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan OJK Ibu Sri Rahayu Widodo, dan Pimpinan Divisi InternasionAl BNI Bapak Abdullah Firman Wibowo.
Melalui edukasi keuangan dan kewirausahaan yang dilaksanakan khusus TKI di Taiwan ini diharapkan sejak masih di negara penempatan sudab mempunyai mimpi atau keinginan menjadi pebisnis muda yang tangguh. Sehingga melalui pelatihan yang hanya sehari ini dapat dijadikan landasan untuk mengelola keuangan dan berwirausaha secara profesional.
Didalam kegiatan ini para TKI dapat langsung berinteraksi dan bertransaksi dengan lembaga perbankan. Sehingga tidak menutup kemungkinan meskipun TKI masih dalam posisi bekerja sudah dapat memutuskan untuk melakukan bisnis di Indonesia yang dijalankan keluarganya di tanah air.
Untuk itu, diharapkan peranan perbankan didalam memberikan pendampingan maupun fasilitasi permodalan kepada TKI yang masih bekerja di luar negeri ini. Berikut diharapkan kedepan peran OJK didalam melakukan edukasi keuangan dan kewirausahaan TKI di negara-negara penempatan secara periodik.
Dalam kegiatan itu, Kepala KDEI Taipei, Bapak Arief Fadilah menyampaiakan mengenai produk dan jasa keuangan kepada para TKI, berikut konsep perencanaan keuangan dan konsep kewirausahaan. Sedangkan Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan OJK Sri Rahayu Widodo mengatakan, OJK tidak hanya berperan sebagai regulator. Tetapi juga ingin memberikan edukasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Terutama akan pentingnya memahami produk keuangan kemudian menyikapinya dengan bijak termasuk risiko serta perlindungan kepada konsumen. OJK memberikan edukasi keuangan dan perbankan, antara lain dengan memberikan pemahamanan dan nasihat mengenai pengelolaan keuangan, berbagai keperluan transaksi keuangan yang diperlukan para tenaga kerja indonesia di luar negeri, serta kewirausahaan.
Bapak Abdullah Firman Wibowo menyatakan, melalui kegiatan Edukasi Keuangan dan Kewirausahaan ini dimaksudkan untuk untuk memberikan literasi keuangan dan perbankan. Di antaranya dengan memberikan pemahaman dan advisory mengenai kredit usaha kecil dan berbagai macam skim kredit. Pengetahuan ini bermanfaat bagi TKI ketika mereka kembali ke tanah air dan ingin memulai usaha. (FTR/INT)